Senin, 03 Februari 2014

Impossible is Nothing

Banyak orang bilang, sesuatu itu ada tidak mungkinnya. Dengan kata lain,
sesuatu tersebut gak bisa dilakukan, atau enggak bisa dicapai. Dan
dulu, gue percaya banget dengan asas itu



Tapi, tanggal 25 Mei 2005, gue gak percaya lagi sama itu.



Jam
02.00, Gue dibangunin bokap gue karena pas itu ada pertandingan Final
Liga Champions antara Liverpool vs AC Milan. Kebetulan, Liverpool ini
adalah tim favorit gue.



Priiiiit... Babak Pertama pun dimulai. Semoga Liverpool jadi juara.



Beberapa
menit berjalan, Liverpool kejebolan 0-1, lewat tendangan volleynya
Paolo Maldini, si legenda hidup AC Milan. Gue masih santai, soalnya
pertandingan masih panjang.



Gak lama kemudian, Liverpool kejebolan lagi. Kali ini lewat Hernan Crespo. 0-2 buat Milan. Disaat seperti ini, gue mulai panik.



Dan
Liverpool pun kejebolan lagi. Crespo lagi lagi jebolin gawangnya
Liverpool yang dikawal Jerzy Dudek. 0-3 buat Milan. Dan gue mulai putus
asa, skor 0-3 sih mana bisa disamain. Akhirnya, gue pun mencoba tidur di
depan tipi meninggalkan Liverpool yang sedang berjuang di Istanbul,
Turki.



Tapi entah kenapa, pas mau tidur, gue berpikir
pikir kayaknya bakal ada sesuatu yang terjadi di babak kedua
pertandingan ini. Tapi gue juga gak tau apa.



Priiiiit...
Babak kedua pun dimulai, skor masih 0-3 buat Milan. Dalem hati gue
masih mikir pasti skor segini banyaknya gak bisa disusul sama Liverpool.
Gue nonton sambil pura pura tidur di samping bokap.



Beberapa
menit berjalan, sesuatu yang sepertinya bakal terjadi mulai menunjukkan
bahwa itu bakal bener bener terjadi. Liverpool memperkecil ketinggalan
jadi 1-3 setelah Steven Gerrard sukses jebolin gawangnya Milan yang di
kiperin sama Dida, kiper kelas wahid pada saat itu.



 Belum
lama setelah Liverpool nyetak gol pertama, Liverpool nyetak gol lagi.
Kali ini tendangan Vladimir Smicer gak bisa ditepis Dida. 2-3 untuk
Liverpool.Gue mulai semangat lagi nonton Liverpool.



Tak
lama kemudian, Liverpool dapet Hadiah pinalti, setelah si itu dilanggar
sama si itu di kotak terlarang. Dan Xabi Alonso yang jadi eksekutor
pinalti sukses besar mengembalikan keadaan jadi sama kuat 3-3. Semangat
lagi deh nontonnya hehehe.



Dan skor 3-3 tidak berubah
sampai babak kedua selesai, terus dilanjut ke perpanjangan waktu, eh
tetep sama. Jadinya, pinaltian deh..... Dari sini bisa kalian liat di
video ini ye :p





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Made In "linggalisu"